Energi Angin, Salah Satu Energi teraman di Dunia
Energi Angin, Salah Satu Energi teraman di Dunia
Energi angin bisa memasok 12% kebutuhan energi dunia pada 2020, menciptakan 1,4 juta lapangan kerja dan mengurangi emisi CO2 lebih dari 1,5 miliar ton per tahun, naik lima kali lipat dari tingkat pengurangan saat ini.Pada 2030, energi angin diperkirakan mampu memasok 20% kebutuhan energi global. Hal ini terungkap dari laporan terbaru Greenpeace International dan Global Wind Energy Council yang diterbitkan Rabu (14/11) di Beijing.
Laporan
edisi keempat ini meneliti tiga skenario yang berbeda dengan rentang
waktu antara 2020, 2030 dan 2050. Tim peneliti kemudian membandingkan
proyeksi ini dengan proyeksi dari International Energy Agency (IEA),
ECOFYS dan proyeksi dari para peneliti di University of Utrecht.
Selain
mengurangi emisi, energi angin juga tidak memerlukan air tawar dalam
prosesnya menghasilkan energi. Energi angin bersama dengan energi surya,
adalah plihan energi terbaik di saat dunia terus mengalami krisis
sumber daya air.
Seperti
energi yang berasal dari sinar matahari, energi angin adalah sumber
energi asli yang mampu menghentikan ketergantungan negara akan bahan
bakar fosil. Harga energi angin, menurut Greenpeace International dan
Global Wind Energy Council, juga semakin kompetitif dibanding energi
kotor yang berasal dari bahan bakar fosil yang terus mendapatkan subsidi
dari pemerintah.
Energi
angin juga salah satu jenis energi teraman di dunia. Kesimpulan ini
muncul dari hasil penelitian terbaru mengenai turbin angin dan kesehatan
yang dilakukan oleh Health Canada,
awal Agustus ini.Health Canada meneliti 17 laporan independen yang
disediakan oleh asosiasi industri energi angin dari Amerika, Australia,
Kanada, Eropa, Inggris dan asosiasi energi angin internasional dan
menyimpulkan energi angin tidak berbahaya bagi kesehatan manusia.
Semua
asosiasi ini menyebutkan, energi angin adalah salah satu sumber energi
listrik yang paling aman di dunia. Pada akhir 2011, kapasitas energi
angin yang terpasang mencapai 237.669 MW di seluruh dunia. Energi angin
saat ini memimpin sebagai sumber energi baru dunia dan sudah digunakan
di lebih dari 89 negara
Kecenderungan Penggunaan Turbin Angin di Dunia ( nationalgeographic.co.id)
Angin
adalah salah satu bentuk energi yang tersedia di alam, Pembangkit
Listrik Tenaga Angin mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik
dengan menggunakan turbin angin atau kincir angin. Cara kerjanya cukup
sederhana, energi angin yang memutar turbin angin, diteruskan untuk
memutar rotor pada generator dibagian belakang turbin angin, sehingga
akan menghasilkan energi listrik. Energi Listrik ini biasanya akan
disimpan kedalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan. Secara sederhana
sketsa kincir angin adalah sebagai berikut :
untuk indonesia
sendiri adalah negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah lautan dan
mempunyai garis pantai terpanjang di dunia yaitu ± 80.791,42 Km.
Indonesia merupakan wilayah potensial untuk pengembangan pembanglit
listrik tenaga angin, namun sayang
potensi ini nampaknya belum dilirik oleh pemerintah. Sungguh ironis,
disaat Indonesia menjadi tuan rumah konfrensi dunia mengenai pemanasan
global di Nusa Dua, Bali
pada akhir tahun 2007, pemerintah justru akan membangun pembangkit
listrik berbahan bakar batubara yang merupakan penyebab nomor 1
pemanasan global.
Syarat – syarat dan kondisi angin yang dapat digunakan untuk menghasilkan energi listrik dapat dilihat pada tabel berikut.
Angin kelas 3 adalah batas minimum dan angin kelas 8 adalah batas maksimum energi angin yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.
Pemanfaatan energi angin merupakan pemanfaatan energi terbarukan yang paling berkembang saat ini. Berdasarkan data dari WWEA (World Wind Energy Association), sampai dengan tahun 2007 perkiraan energi listrik yang dihasilkan oleh turbin angin mencapai 93.85 GigaWatts, menghasilkan lebih dari 1% dari total kelistrikan secara global. Amerika, Spanyol dan China merupakan negara terdepan dalam pemanfaatan energi angin.
Syarat – syarat dan kondisi angin yang dapat digunakan untuk menghasilkan energi listrik dapat dilihat pada tabel berikut.
Angin kelas 3 adalah batas minimum dan angin kelas 8 adalah batas maksimum energi angin yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.
Pemanfaatan energi angin merupakan pemanfaatan energi terbarukan yang paling berkembang saat ini. Berdasarkan data dari WWEA (World Wind Energy Association), sampai dengan tahun 2007 perkiraan energi listrik yang dihasilkan oleh turbin angin mencapai 93.85 GigaWatts, menghasilkan lebih dari 1% dari total kelistrikan secara global. Amerika, Spanyol dan China merupakan negara terdepan dalam pemanfaatan energi angin.
Di tengah potensi angin melimpah di kawasan pesisir Indonesia, total kapasitas terpasang dalam sistem konversi energi angin saat ini kurang dari 800 kilowatt. Di seluruh Indonesia, lima unit kincir angin pembangkit berkapasitas masing-masing 80 kilowatt (kW) sudah dibangun. Tahun 2007, tujuh unit dengan kapasitas sama menyusul dibangun di empat lokasi, masing-masing di Pulau Selayar tiga unit, Sulawesi Utara dua unit, dan Nusa Penida, Bali, serta Bangka Belitung, masing-masing satu unit. Mengacu pada kebijakan energi nasional, maka pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) ditargetkan mencapai 250 megawatt (MW) pada tahun 2025.
Rincian peralatan kincir angin
Perhitungan daya yang dapat dihasilkan oleh sebuah turbin angin dengan diameter kipas r adalah :
dimana
ρ adalah kerapatan angin pada waktu tertentu dan v adalah kecepatan
angin pada waktu tertentu.
Umumnya
daya efektif yang dapat dipanen oleh sebuah turbin angin hanya sebesar
20%-30%. Jadi rumus diatas dapat dikalikan dengan 0,2 atau 0,3 untuk
mendapatkan hasil yang cukup eksak. Prinsip dasar kerja dari turbin
angin adalah mengubah energi mekanis dari angin menjadi energi putar
pada kincir, lalu putaran kincir digunakan untuk memutar generator, yang
akhirnya akan menghasilkan listrik.
Sebenarnya
prosesnya tidak semudah itu, karena terdapat berbagai macam sub-sistem
yang dapat meningkatkan safety dan efisiensi dari turbin angin, yaitu :
1. Gearbox
Alat
ini berfungsi untuk mengubah putaran rendah pada kincir menjadi putaran
tinggi. Biasanya Gearbox yang digunakan sekitar 1:60.
2. Brake System
Digunakan
untuk menjaga putaran pada poros setelah gearbox agar bekerja pada
titik aman saat terdapat angin yang besar. Alat ini perlu dipasang
karena generator memiliki titik kerja aman dalam pengoperasiannya.
Generator ini akan menghasilkan energi listrik maksimal pada saat
bekerja pada titik kerja yang telah ditentukan. Kehadiran angin diluar
diguaan akan menyebabkan putaran yang cukup cepat pada poros generator,
sehingga jika tidak diatasi maka putaran ini dapat merusak generator. Rem cepat :
biasanya berada di poros cepat dekat generator, dapat difungsikan untuk
membatasi laju putar yang kelewat tinggi yang dapat merusak sistem
generator. Rem lambat : biasanya berada di depan
gearbox dan dioperasikan secara manual, untuk menghentikan baling-baling
pada saat dilakukan maintenace.
3. Rotor turbin
Berupa
baling-baling yang lazimnya terdiri atas 3 sirip, berfungsi untuk
menangkap energi angin menjadi energi mekanik putarannya. Permasalahan
di bagian ini adalah disain aerodinamis yang seefisien mungkin, serta
ketahanan dan berat bahan sirip baling-balingnya
4. Generator
Generator dapat mengubah energi gerak menjadi energi listrik. Prinsip kerjanya dapat dipelajari dengan
menggunakan teori medan elektromagnetik. Singkatnya, (mengacu pada
salah satu cara kerja generator) poros pada generator dipasang dengan
material ferromagnetik permanen. Setelah itu disekeliling poros terdapat
stator yang bentuk fisisnya adalah kumparan-kumparan kawat yang
membentuk loop. Ketika poros generator mulai berputar maka akan terjadi
perubahan fluks pada stator yang akhirnya karena terjadi perubahan fluks
ini akan dihasilkan tegangan dan arus listrik tertentu. Tegangan dan
arus listrik yang dihasilkan ini disalurkan melalui kabel jaringan
listrik untuk akhirnya digunakan oleh masyarakat. Tegangan dan arus
listrik yang dihasilkan oleh generator ini berupa AC(alternating
current) yang memiliki bentuk gelombang kurang lebih sinusoidal.
5. Penyimpan energi
Karena
keterbatasan ketersediaan akan energi angin (tidak sepanjang hari angin
akan selalu tersedia) maka ketersediaan listrik pun tidak menentu. Oleh
karena itu digunakan alat penyimpan energi yang berfungsi sebagai
back-up energi listrik. Ketika beban penggunaan daya listrik masyarakat
meningkat atau ketika kecepatan angin suatu daerah sedang menurun, maka
kebutuhan permintaan akan daya listrik tidak dapat terpenuhi.
6. Rectifier-Inverter
Rectifier
berarti penyearah. Rectifier dapat menyearahkan gelombang sinusodal(AC)
yang dihasilkan oleh generator menjadi gelombang DC. Inverter berarti
pembalik.7. Yaw system
Sistem
yang mengatur posisi baling-baling agar tetap menghadap angin secara
frontal, sehingga baling-baling dapat menangkap energi angina seefisien
mungkin.
8. Tower penyangga
Menumpu seluruh berat komponen inti dan penunjang cukup jauh di atas permukaan tanah.
Ilmu-ilmu yang diperlukan adalah :
- Aerodinamika : untuk memahami perilaku udara bergerak, dan disain baling-baling yang efisien, serta sistem yaw yang diperlukan.
- Bahan engineering : untuk membuat bahan sirip baling-baling yang kuat dan ringan.
- Power electronics : untuk mendisain generator yang sesuai, serta teknik penyimpanan energi listrik sebagai output sistem. Atau penyesuaian output terhadap jaringan listrik PLN jika harus dilakukan transmisi keluar lokasi.
- Teknik kontrol : untuk mendisain sistem kontrol terhadap kecepatan turbin, atau kontrol terhadap daya generator.
- Teknik manufaktur : untuk mencetak baling-baling, membuat rumah (nacelle) seluruh komponen peralatannya.
- Ilmu-ilmu MIPA : Fisika (aerodinamika, mekanika), Statistika (sifat random angin),Matematika.
- Komputer : untuk kontrol saat operasi, dan simulasi eksperimen disain baru.
- Meteorologi : untuk mempelajari watak angin.
- Teknik sipil : untuk membangun tower yang tangguh dan mampu menyangga sistem secara fisik.
- Elektrokimia : untuk teknologi penyimpanan energi listrik dalam baterei.
Pembangkit Listrik Google Memakai Teknologi Pesawat Terbang
Google
mulai mengakuisisi perusahaan yang menciptakan pembangkit listrik
tenaga angin yang berputar terus baling balingnya di udara seperti
pesawat terbang tanpa awak di ketinggian 250-600 meter. Pembangkit
tersebut mampu menghasilkan 30 kWatt dan direncanakan sampai 600 kW.
Model yang nampak sederhana ini perlu di coba di Indonesia untuk daerah
terpencil.
Nampaknya
model ini hampir mirip ide yang ada di film animasi Jepang yang membuat
energi listrik dari angin dengan cara menebarkan banyak baling baling
yang direntangkan seperti jemuran di udara dengan kawat dan disambungkan
ke kabel listrik di tanah.
Perusahaan Google setelah sukses mendanai sebuah menara pembangkit listrik tenaga surya di Kalifornia dengan gelontoran 168 juta dolar AS, Google kini dikabarkan mulai mengincar teknologi tenaga angin.
Menurut laporan Bloomberg Businessweek dan dilansir wirawiri.net, Google telah mengakuisisi Makani Power dari area yang sama, sebuah perusahaan baru bermarkas di Kalifornia yang bergerak di bidang pengembangan teknologi bernama Airborne Wind Turbine (AWT), yaitu pembangkit listrik tenaga angin memakai robot pesawat terbang sebagai turbin angin.
Akuisisi perusahaan bernama The Makani Power itu ditangani oleh Google X, laboratorium teknologi milik Google yang bertugas meriset teknologi-teknologi futuristik macam Google driverless car dan Google Glass.
Makani sendiri sebenarnya sudah menerima hibah pada tahun 2010 dari departemen energi badan Advanced Research Projects Agency (ARPA-E) untuk membantu pengembangan prototipe Wing 7. Wing 7 adalah model yang mampu memproduksi 30 kilo Watt dari yang direncanakan, yakni 600 kW yang dirancang untuk terbang di ketinggian antara 250 hingga 600 m dan mengirimkan listrik ke tanah melalui kabel yang ditambatkan ke pesawat.
Jadi, prinsip kerja pesawat terbang tanpa awak ini seperti layangan yang berputar-putar terus.
Model model "Airborne Energy" yang lainnya
Dengan tambahan gas untuk balon naik ke udara
Balon menggunakan gas helium atau dengan gas hydrogen
Kelebihan lain dari Ridgeblade adalah pemasangan yang lebih mudah dan tidak menggeser genteng yang berisiko bocor.
Bagian
dalamnya terdapat baling-baling yang berbentuk memanjang yang akan
menghasilkan tenaga listrik apabila baling-baling tersebut berputar.
Ini
adalah sebuah inovasi baru dalam teknologi turbin angin tetapi mungkin
yang akan menjadi pertanyaan setiap orang, seberapa hebatkah Ridgeblade
dapat menghasilkan energi
listrik? Mengingat posisinya yang berada di bagian yang cukup rendah
(angin tidak terlalu besar), apakah mungkin bisa menghasilkan energi
listrik yang maksimal?
Ridgeblade telah diproduksi sejak tahun 2010. belum ada laporan tentang tingkat efisiennya alat ini.
|
0 comments:
Post a Comment