energi dan inovasi

00:41 0 Comments

Bangunan yang Energi Listriknya dari Ganggang


Bangunan Ini merupakan bangunan pertama didunia yaitu BIQ House, yang memanfaatkan ganggang (algae) sebagai sumber listrik untuk bangunan tersebut.




Bangunan BIQ House ini merupakan sebuah bangunan yang dibuat sebagai proyek kerjasama antara Splitterwerk,Arup dan SSC, yang diharapkan bisa menjadi bangunan masa depan yang ramah lingkungan.

Untuk pemanfaatan ganggang (algae) sebagai salah satu sumber yang bisa menghasilkan energi listrik (bio-diesel) merupakan hal yang bukan pertama kali dilakukan, namun untuk pemanfaatan pada bangunan, BIQ House inilah bangunan pertama yang memanfaatkan ganggang (algae) sebagai sumber listrik.

Bagaimana sistem kerjanya, sehingga dari ganggang ini bisa menghasilkan sumber listrik?

Pada bangunan ini ada jendela khusus yang mirip sebuah kotak dimana di dalamnya diisi dengan ganggang, dan ganggang ini akan terus tumbuh dan akhirnya akan menutupi sinar matahari yang akan masuk ke dalam gedung.




Selain itu, jendela tersebut juga bisa berfungsi sebagai penyerap panas dan panas tersebut nantinya bisa disalurkan ke hal lain seperti memberikan panas ke tangki air panas atau tempat lainnya yang butuh pemanasan.



Ganggang yang akan berkembang atau tumbuh sangat cepat karena adanya sinar matahari yang cukup, selebihnya dari ganggan itu akan dipindah ke mesin konversi yang akan mengubah ganggang menjadi sumber listrik atau disebut dengan bio-diesel.

Dan dari listrik yang dihasilkan itulah yang dipakai untuk kebutuhan listrik bangunan BIQ House.
Viainhabitat



  • Tenaga Ganggang yang menghasilkan listrik 40 megawatt (MW) di Pelabuhan Venesia
Roma - Pelabuhan Venesia Italia akan membangun PLTG. Bukan Pembangkit Listrik Tenaga Gas yang dimaksud, tapi tenaga Ganggang yang akan menghasilkan listrik 40 megawatt (MW).

Ganggang alias algae merupakan salah satu tanaman tertua alias primitif di muka bumi. Beberapa perusahaan berlomba menemukan manfaat dan mengkomersilkan ganggang sebagai sumber energi. Caranya, dengan mengubahnya menjadi minyak sayur, yang menjadi bahan biodiesel dan bahan bakar lain.

Di Venesia, ganggang di budidayakan di laboratorium, dengan menaruhnya di silinder plastik. Dalam silinder itu, air, karbon dioksida (CO2) dan sinar matahari berinteraksi melakukan fotosintesis, pemasakan makanan sendiri bagi tumbuhan. 

Biomassa yang dihasilkan fotosintesis itulah yang akan digunakan untuk memproduksi bahan bakar yang akan memutar turbin. Karbon dioksida yang dihasilkan dari proses pembakaran itu dikembalikan lagi ke ganggang, untuk dipakai lagi sebagai bahan fotosintesa. Hasilnya, emisinya nol.

Seperti dikutip dari Reuters,  pembangkit listrik itu mulai beroperasi dalam waktu dua tahun ke depan. Listrik yang dihasilkan adalah 40 MW. Kebutuhan pelabuhan itu adalah 7 MW, sisa energi yang dihasilkan untuk memenuhi energi bagi kapal-kapal yang sedang sandar.

Pembangkit listrik bebas emisi ini membantu menjaga keseimbangan ekologi kota di atas air ini. "Pembangkit akan dibangun bekerja sama dengan perusahaan energi terbarukan Enalg senilai US$ 272 juta (Rp 3,1 triliun)," ujar juru bicara Otoritas Pelabuhan Venesia.

Selain pembangkit listrik tenaga ganggang, otoritas pelabuhan juga berencana membangun taman sel fotofoltaik yang bisa menghasilkan 32 MW tenaga matahari.Via : detiknews

0 comments: